Lidar GIS

Lidar GIS

Selasa, 09 Juli 2013

Aplikasi GIS [penginderaan jauh] untuk Kepentingan Negara

||  Aplikasi GIS [penginderaan jauh] untuk Kepentingan Negara  ||




  Bila kita melihat luas wilayah  indonesia dari sabang sampai merauke, beruntunglah bahwa ternyata negara kita adalah negara yang besar. Berbagai macam potensi tersembunyi dibaliknya, baik potensi sumberdaya alamnya ataupun sumberdaya manusianya. Seberapa besarkah kemampuan kita untuk dapat memanfaatkan kelebihan tesebut bagi besar kemakmuran rakyat, hanya kitalah yang menentukan.

  Sebelum memahami arti penting penginderaan jauh lebih lanjut, pemahaman mengenai system penginderaan jauh mutlak diperlukan. Penginderaan jauh sebagai sebuah system mempunyai berbagai komponen pendukung. Terdapat 6 buah komponen pendukung terlaksananya penginderaan jauh, yaitu adanya sumber tenaga (1), panjang gelombang/λ (2), interaksi gelombang dengan objek (3), objek (4), atmosfer (5), dan sensor (6). Masing-masing bagian berfungsi sebagai satu kesatuan dalam memahami makna penginderaan jauh. Hasil dari system tersebut menghasilkan suatu data penginderaan jauh.

  Penginderaan jauh yang juga berarti sebagai cara pandang terhadap objek secara keruangan, sangat bermanfaat untuk mendukung hal diatas. Data-data penginderaan jauh berupa citra1, yang dalam pemanfaatan data penginderaan jauh dilakukan dengan cara interpretsi citra2. Proses interpretasi citra secara umum mencakup deteksi, identifikasi, analisis, deduksi, klasifikasi, dan idealisasi penggambaran. Hasil dari interpretasi yang menentukan pemanfaatan penginderaan jauh sangat bergantung atas penafsir citra, beserta tingkat referensinya.


source : MuniCaceres

  Berikut beberapa aplikasi kegunaan GIS dan penginderaan jauh, yang dapat diterapkan di negara kita, dengan memperhatikan hal-hal diatas, yaitu :

1.   Sumber data pembuatan peta-peta dasar negara. Dasarnya adalah sifat penginderaan jauh yang dapat menggambarkan bentuk dan posisi objek secara cepat, dan bentuk konfigurasinya yang berupa relief yang dapat disadap langsung dari data penginderaan jauh. Saat ini data penginderaan jauh berupa foto udara digunakan secara efektif untuk memetakan seluruh wilayah Indonesia oleh Badan Koordinasi Survey, dan Pemetaan Nasional; Disfotrud AURI, LAPAN dan beberapa K/L terkait.
2.  Dapat digunakan sebagai sumber data pengukuran, yaitu karena data penginderaan jauh tertentu dapat menggambarkan model medan yang jelas, relief, tinggi, dan bahkan memungkinkan pengukuran volume.
3.   Dapat digunakan untuk identifikasi permasalahan lingkungan. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan cara mengetahui terlebih dahulu karakteristik objek dan interaksinya dengan panjang gelombang. Untuk sementara ini beberapa aplikasi yang sudah dilaksanakan adalah, identifikasi pencermaran udara, penceramaran limbah, identifikasi titik panas kebakaran hutan (hot spot), dsb. Diharapkan aplikasi ini dapat diterapkan secara maksimal, mengingat banyaknya permasalahan lingkungan yang perlu ditangani secara cepat
4.  Dapat digunakan sebagai pengontrol (monitoring) berbagai parameter lingkungan. Pengontrolan dapat dilakukan dengan melihat salah satu sifat data penginderaan jauh yang multitemporal. Sehingga data dari satu waktu dengan waktu yang lain dapat diamati dan dianalisa. Berbagai permasalahan nyata yang dapat dikontrol adalah pemantauan perubahan kualitas lingkungan, pemantauan daerah hutan, pemantauan pergeseran arus laut,  pengontrolan proses-proses geomorfologi dsb.

            source : MuniCaceres

" Berbagai kegunaan diatas hendaklah dapat diaplikasikan tepat dan cepat sesuai dengan kebutuhan mendesak yang perlu diprioriataskan. Semoga kita sebagai warga negara dapat memposisikan diri untuk mengabdi kepada Negara ini. Sudah selayaknya bangsa ini bergelut dengan aksi bukan omong-kosong."

Minggu, 02 Juni 2013

Pentingnya Unsur Spasial dalam Mengelola Beragam Permasalahan

 Pentingnya Unsur Spasial dalam Mengelola Beragam Permasalahan




Analisa spasial  (source : spatial.ly)



Berbagai kejadian yang menimpa bangsa kita baik yang lebih bersifat alamiah seperti gempa bumi, bencana tsunami, maupun yang lebih banyak disebabkan ulah manusia seperti tanah longsor, banjir, kemacetan lalu lintas, kesemrawutan pemanfaatan lahan, permukiman kumuh maupun pencemaran alam tentunya perlu menjadi pertimbangan dalam perencanaan pembangunan agar tercapainya sinergi ketiga sumber daya pembangunan tersebut. Sebagai ilustrasi sederhana kurangnya sinergi dari ketiga sumber daya pembangunan adalah terjadinya erosi dan banjir serta kekeringan sebagai implikasi pembangunan yang kurang memperhatikan aspek pendukung kelestarian sumber daya air seperti penebangan hutan yang tidak terkendali terutama di hulu sungai maupun pemanfaatan kawasan lindung seperti bantaran sungai yang tidak sesuai peruntukannya dan daerah aliran sungai. Tantangan untuk mengelola sumber daya air dengan optimal menjadi sangat signifikan mengingat tidak meratanya curah hujan baik secara waktu dimana sekitar 80 persen curah hujan terjadi di musim hujan, maupun secara spasial seperti mulai dari Jawa Barat menuju ke timur sampai NTT curah hujannya semakin rendah.
 
Evaluasi Bencana Nasional  (source : rucoolmarine.rutgers.edu)
Dalam hal lain, seperti gempa bumi dan tsunami, dengan mengetahui jalur patahan pelat bumi yang rawan bencana, maka perencanaan pembangunan dapat diupayakan mengantisipasi tingkat risiko gempa yang dapat diakomodir dalam penetapan pengaturan bangunan didaerah rawan gempa dan perencanaan letak kegiatan agar risiko gempa dan juga tsunami dapat dimitigasi semaksimal mungkin. Sebagai ilustrasi koridor ekonomi utama di Jawa Utara maupun Sumatra bagian Timur yang memiliki sumber daya buatan berupa Infrastruktur lebih dari 80 persen dari yang ada telah memberikan pula gambaran perkembangan intensitas pembangunan yang lebih menjauh dari jalur patahan tektonik pelat bumi di selatan Pulau Jawa maupun di Barat Pulau Sumatra. Berbagai informasi spasial ini sangat diperlukan berbagai sektor misalnya untuk memberikan pelayanan yang secara keseimbangan antar wilayah tetap perlu minimal memadai di daerah sekitar jalur patahan tektonik tersebut antara lain melalui upaya mitigasi.
 
Pentingnya unsur spasial dalam pembangunan juga telah menjadi sorotan utama para ekonom besar seperti Thunen diawal abad ke-19 yang mempelajari evolusi pengembangan wilayah menunjukkan interaksi erat kegiatan ekonomi dengan pemanfaatan ruang, serta Alfred Weber diawal abad ke-20 yang mempelajari efisiensi proses industri menunjukkan hal tersebut sangat ditentukan oleh pemilihan lokasi industri yang tepat dengan mempertimbangkan lokasi pasar dan bahan baku.
 
Board on Earth Science ( source : dels.nas.edu)
Berbagai tantangan tersebut menjadi bukti nyata pentingnya merencanakan pembangunan melalui perspektif yang lebih luas dan tidak sekedar administratif parsial atau sektoral saja. Untuk itu pendekatan ruang atau spasial memegang peranan yang vital dalam melengkapi maupun sebagai basis dari pendekatan administratif parsial maupun sektoral dalam perencanaan pembangunan yang tentunya harus disertai peningkatan pengendalian dalam pemanfaatan ruangnya. Dengan demikian terlihat pentingnya penataan ruang menjadi payung dari pengembangan daerah maupun sektoral.

Jumat, 17 Mei 2013

Serba Serbi LiDAR - Q&A - Karakteristik LiDAR


LIDAR singkatan Light Detection and Ranging, umumnya dikenal sebagai Laser Radar

LIDAR tidak hanya mengganti sensor konvensional, tetapi juga menciptakan metode baru dengan sifat yang unik yang tidak dapat dicapai sebelum


Setiap kali laser berdenyut :
- Laser menghasilkan pulsa optik
- Pulsa terpantul obyek dan kembali ke penerima sistem
- Kecepatan tinggi kontra mengukur waktu penerbangan dari pulsa awal dengan denyut nadi kembali
- Waktu pengukuran dikonversi menjadi jarak (jarak ke target dan posisi pesawat ini kemudian digunakan  
   untuk menentukan ketinggian dan lokasi)
- Beberapa pengembalian dapat diukur untuk setiap pulsa Hingga 200.000 + pulsa / detik


KOMPONEN LiDAR :


  • Pesawat terbang
  • Scanning Unit emitor-penerima laser yang
  • Diferensial-dikoreksi GPS
  • Unit pengukuran inersia (IMU)
  • Komputer



KARAKTERISTIK LiDAR :

  • RAW Sata menghasilkan data mentah XYZ
  • Resolusi spasial tinggi
  1. GSD ≤ 0,50 meter
  2. Kepadatan adalah 0,5 sampai 20 + pulses/m2
  3. 2 hingga 3 pengembalian / pulsa di kawasan hutan
  4. Permukaan / model kanopi biasanya 1 sampai 5m
  • Volume data yang besar
  1. 5.000 hingga 60.000 + pulsa / hektar
  2. 10 to100 + ribuan pengembalian / hektar
  3. 0,4-5,4 + MB / hektar


TINGKAT REFLEKSI LiDAR





ILUSTRASI DATA LiDAR pada Pohon





Anda dapat menghubungi kami seandainya memerlukan konsultasi pengadaan Data LiDAR

You can contact us if require procurement consulting LiDAR Data


azimuth.mapping@gmail.com


    azimuth.mapping@gmail.com


        azimuth.mapping@gmail.com









Sabtu, 12 Januari 2013


LiDAR - Biaya Perekaman / Akuisisi LiDAR


LiDAR menjadi alat pemetaan penting yang tumbuh di lingkup GIS. Teknologi baru ini menawarkan pemetaan profesional. 



LIDAR adalah alat teknologi yang relatif baru yang dapat digunakan untuk secara akurat georeferensi. LIDAR adalah singkatan dari Light Detection and Ranging dan dalam beberapa istilah disebut sebagai laser. Sementara sistem yang baru, mendasari teknologi yang terdiri dari sistem telah ada selama beberapa tahun. Sebuah LIDAR terdiri dari sistem laser scanning, global positioning system (GPS), dan unit pengukuran inersia (IMU). Mengenai IMU ini akan kita jelaskan di lain artikel.


Pemindai laser dipasang di dalam pesawat terbang seperti kamera udara. Hal ini dapat memancarkan 50.000 pulsa per second. Laser Scan Data dikumpulkan dengan menggunakan cermin pemindaianyang berputar melintang terhadap arah penerbangan. Sudut scan umumnya kurang dari 20o di kedua arah dari garis titik nadir, meskipun beberapa sistem mungkin memindai hingga 30o. Laser memindai sinyal membentuk jejak kaki di tanah, yang disebut sebagai sesaat bidang pandang (IFOV). Jika pesawat sudah benar-benar dalam posisi vertikal, maka IFOV akan menjadi lingkaran. Sebagai sinyal laser pemindaian bergerak off vertikal, IFOV akan menjadi memanjang, membentuk elips.






Saat ini, kami menyediakan jasa akuisisi maupun pengolahan data LiDAR bagi anda yang membutuhkan.

Biaya perekaman/akuisisi LiDAR ini akan dihitung berdasar nilai per hektar. 

Informasi lebih lanjut, anda bisa menghubungi kami via email : azimuth.mapping@gmail.com

Kamis, 17 Mei 2012

Quicklook Citra Worldview - New Task



WORLDVIEW 1/2 - DIGITALGLOBE  (NEW TASK)


WorldView-2 adalah satelit observasi Bumi komersial milik DigitalGlobeWorldView-2 memberikan citra pankromatik tersedia secara komersial dariresolusi .5 m, dan delapan-band citra multispektral dengan 1,8 m (5 ft 11 in) resolusi. Diluncurkan 8 Oktober 2009 untuk menjadi satelit DigitalGlobe ketigadi orbit, bergabung dengan WorldView-1 dan QuickBird yang telah diluncurkan sebelumnya.

Dengan kelincahan ditingkatkan nya, WorldView-2 mampu bertindak seperti kuas, menyapu bolak-balik untuk mengumpulkan wilayah yang sangat besar. Saat ini WorldView-2 saja sudah mampu mengumpulkan hampir 1 juta km2 setiap hari.



PeluncuranOctober 8, 2009
Wahana PeluncurDelta 7920 (9 strap-ons)
Lokasi PeluncuranVandenberg Air Force Base
Ketinggian orbit770 kilometers
Tipe OrbitSun synchronous, 10:30 am (LT) descending Node
Periode Orbit100 minutes; 7.25 year mission life, including all consumables and degradables (e.g., propellant)
Spesifikasi Satelit4.3 meters (14 feet) tall x 2.5 meters (8 feet) across, 7.1 meters (23 feet) across the deployed solar arrays; 2800 kilograms (6200 pounds); 3.2 kW solar array, 100 Ahr battery
Sensor MultispektralPanchromatic
8 Multispectral (4 standard colors: red, blue, green, near-IR), 4 new colors: red edge, coastal, yellow, near-IR2
Resolusi SpasialGround Sample Distance Panchromatic: 0.46 meters GSD at Nadir, 0.52 meters GSD at 20° Off-Nadir

Multispectral: 1.8 meters GSD at Nadir, 2.4 meters GSD at 20° Off-Nadir
(note that imagery must be resampled to 0.5 meters for non-US Government customers)
Digitalisasi11-bits per pixel
Area Sapuan16.4 kilometers at nadir
ActuatorsControl Moment Gyros (CMGs)
SensorsStar trackers, solid state IRU
Kecepatan Agility1.5 deg/s/s
Rate: 3.5 deg/s
Time to slew 300 kilometers: 9 seconds
Media Penyimpanan2199 gigabits solid state with EDAC Communications
Image and Ancillary Data: 800 Mbps X-band
Penyimpan4, 16 or 32 kbps real-time, 524 kbps stored, X-band
Bit-Command2 or 64 kbps S-band
Sudut PengamatanAccessible Ground Swath Nominally +/-40° off-nadir = 1355 km wide swath
Higher angles selectively available
Per Orbit Collection: 524 gigabits
Max Contiguous Area Collected in a Single Pass: 96 x 110 km mono, 48 x 110 km stereo
Intensitas Frekuensi1.1 days at 1 meter GSD or less 3.7 days at 20° off-nadir or less (0.52 meter GSD)
Akurasi Geolokasi(CE 90) Specification of 12.2m CE90, with predicted performance in the range of 4.6 to 10.7 meters (15 to 35 feet) CE90, excluding terrain and off-nadir effects

With registration to GCP's in image: <2.0 meters (6.6 ft)



GET A FREE QUICKLOOK, CONTACT US . ! ! !
DAPATKAN QUICKLOOK AREA ANDA, GRATIS, HUBUNGI KAMI . ! ! !


azimuth.mapping@gmail.com


CATATAN :

- Harga di atas adalah harga citra format asli, belum termasuk biaya pengolahan citra yang meliputi :
  koreksi radiometrik, geometrik dengan teknik orthorektifikasi, mozaik, color combo dan color balancing.
- Namun, untuk pemesanan order dengan luasan tertentu DAPATKAN FREE PROCESSING (ketentuan berlaku)
- Harga belum termasuk Pajak PPN dan Pajak PPH
- Terdapat biaya shipping dan handling per order (DAPATKAN FREE BIAYA INI, dengan Luasan pemesanan tertentu)

Quicklook Worldview 1/2 - DigitalGlobe (archive)


WORLDVIEW 1/2 - DIGITALGLOBE  (ARCHIVE)


WorldView-2 adalah satelit observasi Bumi komersial milik DigitalGlobeWorldView-2 memberikan citra pankromatik tersedia secara komersial dariresolusi .5 m, dan delapan-band citra multispektral dengan 1,8 m (5 ft 11 in) resolusi. Diluncurkan 8 Oktober 2009 untuk menjadi satelit DigitalGlobe ketigadi orbit, bergabung dengan WorldView-1 dan QuickBird yang telah diluncurkan sebelumnya.

Dengan kelincahan ditingkatkan nya, WorldView-2 mampu bertindak seperti kuas, menyapu bolak-balik untuk mengumpulkan wilayah yang sangat besar. Saat ini WorldView-2 saja sudah mampu mengumpulkan hampir 1 juta km2 setiap hari.



PeluncuranOctober 8, 2009
Wahana PeluncurDelta 7920 (9 strap-ons)
Lokasi PeluncuranVandenberg Air Force Base
Ketinggian orbit770 kilometers
Tipe OrbitSun synchronous, 10:30 am (LT) descending Node
Periode Orbit100 minutes; 7.25 year mission life, including all consumables and degradables (e.g., propellant)
Spesifikasi Satelit4.3 meters (14 feet) tall x 2.5 meters (8 feet) across, 7.1 meters (23 feet) across the deployed solar arrays; 2800 kilograms (6200 pounds); 3.2 kW solar array, 100 Ahr battery
Sensor MultispektralPanchromatic
8 Multispectral (4 standard colors: red, blue, green, near-IR), 4 new colors: red edge, coastal, yellow, near-IR2
Resolusi SpasialGround Sample Distance Panchromatic: 0.46 meters GSD at Nadir, 0.52 meters GSD at 20° Off-Nadir

Multispectral: 1.8 meters GSD at Nadir, 2.4 meters GSD at 20° Off-Nadir
(note that imagery must be resampled to 0.5 meters for non-US Government customers)
Digitalisasi11-bits per pixel
Area Sapuan16.4 kilometers at nadir
ActuatorsControl Moment Gyros (CMGs)
SensorsStar trackers, solid state IRU
Kecepatan Agility1.5 deg/s/s
Rate: 3.5 deg/s
Time to slew 300 kilometers: 9 seconds
Media Penyimpanan2199 gigabits solid state with EDAC Communications
Image and Ancillary Data: 800 Mbps X-band
Penyimpan4, 16 or 32 kbps real-time, 524 kbps stored, X-band
Bit-Command2 or 64 kbps S-band
Sudut PengamatanAccessible Ground Swath Nominally +/-40° off-nadir = 1355 km wide swath
Higher angles selectively available
Per Orbit Collection: 524 gigabits
Max Contiguous Area Collected in a Single Pass: 96 x 110 km mono, 48 x 110 km stereo
Intensitas Frekuensi1.1 days at 1 meter GSD or less 3.7 days at 20° off-nadir or less (0.52 meter GSD)
Akurasi Geolokasi(CE 90) Specification of 12.2m CE90, with predicted performance in the range of 4.6 to 10.7 meters (15 to 35 feet) CE90, excluding terrain and off-nadir effects

With registration to GCP's in image: <2.0 meters (6.6 ft)



GET A FREE QUICKLOOK, CONTACT US . ! ! !
DAPATKAN QUICKLOOK AREA ANDA, GRATIS, HUBUNGI KAMI . ! ! !



azimuth.mapping@gmail.com



CATATAN :

- Harga di atas adalah harga citra format asli, belum termasuk biaya pengolahan citra yang meliputi :
  koreksi radiometrik, geometrik dengan teknik orthorektifikasi, mozaik, color combo dan color balancing.
- Namun, untuk pemesanan order dengan luasan tertentu DAPATKAN FREE PROCESSING (ketentuan berlaku)
- Harga belum termasuk Pajak PPN dan Pajak PPH
- Terdapat biaya shipping dan handling per order (DAPATKAN FREE BIAYA INI, dengan Luasan pemesanan tertentu)

Quicklook Quickbird - New Task


QUICKBIRD - DIGITALGLOBE  (NEW TASK)

QuickBird adalah satelit resolusi tinggi yang dimiliki dan dioperasikan olehDigitalGlobeMenggunakan state-of-the-art BGIS 2000 sensorQuickBird mengumpulkan data gambar untuk 0.61m tingkat resolusi pixel detail. Satelit iniadalah sumber data lingkungan berguna untuk analisis perubahan penggunaanlahan, iklim pertanian dan hutan. Kemampuan imaging QuickBird bisa diterapkan untuk berbagai industri, termasuk Eksplorasi Migas & Produksi (E & P), Rekayasa dan Konstruksi dan studi lingkungan


Wahana PeluncurBoeing Delta II
Lokasi PeluncuranVandenberg Air Force Base, California, USA
Ketinggian Orbit450 Km
Inklinasi Orbit97.2°, sun-synchronous
Kecepatan7.1 Km/sec (25,560 Km/hour)
Waktu Kedatangan10:30 AM (descending node)
Waktu Orbit93.5 minutes
Interval Kedatangan1-3.5 days, depending on latitude (30° off-nadir)
Besar Sapuan16.5 Km x 16.5 Km at nadir
Akurasi Lokasi23 meter horizontal (CE90%)
Digitalisasi11 bits
Resolusi

Pan: 61 cm (nadir) to 72 cm (25° off-nadir)
MS: 2.44 m (nadir) to 2.88 m (25° off-nadir)
Image Bands
Pan: 450-900 nm
Blue: 450-520 nm
Green: 520-600 nm
Red: 630-690 nm
Near IR: 760-900 nm


GET A FREE QUICKLOOK, CONTACT US . ! ! !
DAPATKAN QUICKLOOK AREA ANDA, HUBUNGI KAMI . ! ! !



azimuth.mapping@gmail.com


CATATAN :

- Harga di atas adalah harga citra format asli, belum termasuk biaya pengolahan citra yang meliputi :
  koreksi radiometrik, geometrik dengan teknik orthorektifikasi, mozaik, color combo dan color balancing.
- Namun, untuk pemesanan order dengan luasan tertentu DAPATKAN FREE PROCESSING (ketentuan berlaku)
- Harga belum termasuk Pajak PPN dan Pajak PPH
- Terdapat biaya shipping dan handling per order (DAPATKAN FREE BIAYA INI, dengan Luasan pemesanan tertentu)